11 November 2006

Selamat Jalan, Bang Roy...
(in memoriam Roy Simanjutak)

Selalu mengumbar senyuman manisnya; itulah kesan pertama yang aku tangkap dari seorang Roy Simanjutak; tidak pernah terlihat ja-im (alias jaga image), apalagi arogan. Aku mengenal entah berapa tahun yang lalu... Seingatku sudah sejak aku ngikut pelayanan mahasiswa di Jember. Jelas dia lebih senior dari aku (untuk itu aku panggil "Bang"), tapi kesan menggurui apalagi sok tahu tidak pernah terlepas dari bibirnya.
Cakep; istriku juga katakan itu... Secara fisik Bang Roy lumayan sedap dipandang... Singkat kata, pasaran tinggilah... Tapi beberapa waktu yang lalu aku sempat bertanya dengan sedikit bercanda, "Kog dari dulu nggak punya calon sih, Bang? Apa perlu aku carikan? Yang Batak atau apapun?" Seperti biasa dia cuman senyum...
Kemaren, aku bertanya sama Mas Jo, teman dan senior Staf Jember, "Kog sepatu Mas Jo kayak punya Bang Roy sih? O ya, Bang Roy kog gak pernah kelihatan main ke sini yan?" Memang sejak bulan lalu Bang Roy diterima kerja di Jember dengan tugas di Banyuwangi. Seperti biasa, masih demen jadi salesman. Mungkin hobi di jalanan kali ya?

Jumat, 10 November 2006 kemaren aku lagi asyik ikut Halal bi Halal di "Gang Kelinci" (jalan di sekitar rumahku). Tiba-tiba sms masuk dari Mas Jo yang lagi di Banyuwangi, "Yus, Bang Roy kecelakaan di Jember, meninggal. Jenasahnya malam ini langsung dibawa ke Jember dari RSU Jember... Beritahu teman-teman alumni."
Ah..., Tuhan, mengapa Kau panggil begitu cepat... Padahal dia belum juga merasakan cinta seorang istri... Padahal belum lama berselang Papa dan Mama Bang Roy Kau panggil dengan begitu cepat pula... Padahal Anet dan adiknya masih butuh figur sang abang... Padahal aku dan Mas Jo masih punya banyak rencana bersama Bang Roy... Padahal... ah... Tuhan...



Hanya satu yang menjadi penghiburan kami: "Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia" (1Tes. 4:13-14). Selamat jalan Bang Roy, selamat jalan Sobat...






(Sabtu, 11 November 2006, 11.47 a.m.)



1 comment:

Nindyo Sasongko said...

Wah, malah ini menakutkanku untuk maju ke pernikahan, Om. Coba bayangin kalau sudah menikah, punya anak-istri trus taktinggalke, kan masa depanne piye, jal???? Hehe . . . peace!