29 February 2012

Kita Bukan Sebuah Kecelakaan


 
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya -- Mazmur 139:14-16.


Ketika membaca dan merenungkan Mazmur 139 (terutama pada bagian ayat 14) saya teringat pada pertanyaan seorang rekan, yang menanyakan apa maksud Tuhan mengijinkan seorang bayi yang cacat parah, yang kemudian lahir dan hidup di tengah dunia ini. Secara manusia, dalam hitungan logika manapun dan dengan pertimbangan ilmu sosial serta kemanusiaan manapun, membiarkan seorang bayi yang lahir tanpa tangan dan kaki, serta jantung yang bermasalah adalah sebuah pilihan fatal. Singkatnya, lebih baik bayi yang demikian mati saat lahir, daripada hidup menyiksa orang-orang di sekitar hidupnya.

Tapi apa yang dicatat Mazmur 139:14 tidak ada kekecualian. Tuhan tidak salah ketika "menuntun" dan "menghembuskan" Roh-Nya agar pemazmur menulis demikian: "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya."  Bukan, ini bukan sebuah kekeliruan dan terdapat pengecualian!  Seluruh kehidupan dan keberadaan manusia adalah "dasyat dan ajaib" dalam penciptaan-Nya. Allah merancang setiap kita secara khusus sebagaimana dipandang-Nya baik. Setiap anggota tubuh (meski secara medis tidak sempurna) dan setiap rambut ditetapkan Allah.  Namun, bahkan banyak orang yang lahir dengan tubuh sempurna (lengkap) tidak puas dengan keberadaan mereka. Mereka (atau bahkan kita) berharap seandainya bisa lebih kurus, lebih tinggi, lebih putih, lebih mancung hidungnya, dan lain sebagainya.  Terlalu banyak hal yang mungkin selama ini kita keluhkan dalam tubuh kita.

Marilah saat ini kita merenungkan dengan serius firman Tuhan dalam Mzmur 139:14 ini. Bahkan bagi orang yang lahir tidak "sempurna" dan penuh cacat, Tuhan tetap "menenun" mereka dengan dasyat dan ajaib. Tuhan tidak pernah kejam ketika seorang anak lahir cacat.  Allah memiliki rencana yang baik bagi semua orang.  Nick Vujicic adalah pria yang lahir tanpa anggota badan langkap, tanpa tangan dan kaki. Namun, Allah telah memakainya dengancara luar biasa, bukan "sekalipun" tubuhnya demikian, melainkan karena tubuhnya demikian. Vujicic berkata, "Saya menemukan tujuan mengapa saya ada, dan juga tujuan dari mengapa keadaan saya demikian.  Ada tujuannya mengapa Anda dimasukkan ke api."

Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa keberadaan kita dapat membawa kemuliaan bagi Allah melalui perkataan dan tindakan kita.  Namun, kita juga dapat membawa kemuliaan bagi Allah melalui tubuh jasmani kita.  Manusia dipandang "baik" oleh Allah bukan karena ukuran-ukuran dan kriteria-kriteria manusia, tetapi karena Allah memang memandang "baik" (Kejadian 1:4, 10, 12, 18, 21, 25, 31) di dalam kriteria kemuliaan-Nya. Karena itu, setiap tubuh harus dihormati, baik yang indah "tanpa cela" maupun yang buruk rupa dalam pandangan manusia.  Setiap tubuh diciptakan oleh Sang Raja, dengan dasyat dan ajaib.