08 March 2007

Antara Saving Grace dan Living Grace
pengantar untuk sebuah studi tentang Disiplin Rohani

1 Korintus 15:10
“Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.”

“But by the grace of God I am what I am, and His grace toward me was not in vain; but I labored more abundantly than they all, yet not I, but the grace of God which was with me.”
(New King James Version)



Memahami dengan utuh Teologi Kasih Karunia adalah satu hal, menghidupi dengan nyata Kebenaran Teologi Kasih Karunia itu di dalam suatu teopraksis adalah hal yang lain. Kita mungkin dapat berkata, "Aku telah diselamatkan oleh karena kasih karunia Tuhan." Tapi apakah kita berani berkata, "Saat ini aku menghidupi kasih karunia ini di dalam kerja keras yang nyata, bukan untuk diriku, melainkan untuk Tuhanku. Bahkan aku bekerja lebih keras dari banyak orang lain. Namun bukan karena aku, sekali lagi karena kasih karunia Allah yang nyata dalamku."

Paulus pernah mengatakannya (1Korintus 15:10). Saya yakin Anda dapat mengatakannya di dunia saat ini. Kuncinya adalah hidup di dalam Disiplin Kasih Karunia. Gereja telah kehilangan tatanan untuk pembangunan sebuah disiplin rohani. Bonhoeffer pernah berkata bahwa anugerah akan menjadi anugerah murahan jika gereja tidak lagi menerapkan disiplin bagi jemaatnya. Marilah kita mulai sebuah episode Kehidupan di dalam Disiplin Kasih Karunia-Nya.

Sebuah Teopraksi Kasih Karunia adalah Disiplin Kasih Karunia.

No comments: