04 August 2011

10 Tahun Mengasihimu
Serasa baru kemarin, kita merencanakan untuk menjalani sisa hari kita bersama. Serasa baru kemarin pagi kamu membangunkan aku di kamar kontrakan kita. Serasa baru dua pagi yang lalu kamu meminta tolong aku untuk menimba air di sumur rumah kontrakan mungil kita. Seminggu bersama, sebulan berpisah. Itulah hari-hari kita di tahun awal perjalanan kita bersama. Ah, sekarang, 10 tahun yang lalu, aku masih bisa mengingat debar jantungku menanti esok kita mengikat janji suci di hadapan Tuhan dan jemaat-Nya.
Kini, bukan lagi kamar kecil yang menjadi saksi komitmen kita. Bukan lagi kontrakan mungil, dengan hiruk pikuk motor yang lewat di balik temboknya yang melengkapi hari-hari kita. Bukan lagi air sumur yang bau yang menjadi minuman kita. Bahkan kita tidak perlu lagi menempuh jarak ratusan kilometer untuk merayakan kebersamaan kita.
Sekarang... ada helaan nafasmu di setiap kejap kelopak mata terbuka. Ada rumah, yang meski tak megah, tapi cukup luang untuk bermain anak-anak kita. Ada air galon, yang meski bukan dari mereka dagang wahid, tapi cukuplah untuk menggantikan air sumur pahit. Semua tersedia sebagai tanda bahwa Tuhan terus merenda kisah kita... membingkainya dengan untaian Anugerah-Nya.
Sekarang ada Theodicy Kristian Pratama, yang bahkan ukuran tubuhmu sudah semakin terlampaui. Ada Jonathan Krisna Baskara, yang terus memanggilmu "Mama" dan selalu setia mengantarkanmu belanja.
Ah... 10 tahun sudah aku mengenalmu, Kristin Ambarwati. Meski takkan tuntas aku mengenalmu, namun aku ingin semakin mengasihimu. Karena kehadiranmu adalah bagian dari kisah kasih agung Sang Pemberi Hidupku. Terima kasih istriku. Terima kasih Tuhan, untuk kehadiran penolong dalam hidupku.
(Jember, 4 Agustus 2011; mengenang 10 tahun H-1 pernikahanku).

No comments: